Tuesday, November 26, 2013

Konflik organisasi

Konflik berasal dari kata kerja Latin configere yang berarti saling memukul. Secara sosiologis, konflik diartikan sebagai suatu proses sosial antara dua orang atau lebih (bisa juga kelompok) dimana salah satu pihak berusaha menyingkirkan pihak lain dengan menghancurkannya atau membuatnya tidak berdaya.



Tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik dilatarbelakangi oleh perbedaan ciri-ciri yang dibawa individu dalam suatu interaksi.perbedaan-perbedaan tersebut diantaranya adalah menyangkut ciri fisik, kepandaian, pengetahuan, adat istiadat, keyakinan, dan lain sebagainya. Dengan dibawasertanya ciri-ciri individual dalam interaksi sosial, konflik merupakan situasi yang wajar dalam setiap masyarakat dan tidak satu masyarakat pun yang tidak pernah mengalami konflik antar anggotanya atau dengan kelompok masyarakat lainnya, konflik hanya akan hilang bersamaan dengan hilangnya masyarakat itu sendiri.
Konflik bertentangan dengan integrasi.Konflik dan Integrasi berjalan sebagai sebuah siklus di masyarakat. Konflik yang terkontrol akan menghasilkan integrasi. sebaliknya, integrasi yang tidak sempurna dapat menciptakan konflik.
o PENGERTIAN KONFLIK MENURURT BEBERAPA AHLI
Ada beberapa pengertian konflik menurut beberapa ahli.
1.      Menurut Taquiri dalam Newstorm dan Davis (1977), konflik merupakan warisan kehidupan sosial yang boleh berlaku dalam berbagai keadaan akibat daripada berbangkitnya keadaan ketidaksetujuan, kontroversi dan pertentangan di antara dua pihak atau lebih pihak secara berterusan.
2.      Menurut Gibson, et al (1997: 437), hubungan selain dapat menciptakan kerjasama, hubungan saling tergantung dapat pula melahirkan konflik. Hal ini terjadi jika masing – masing komponen organisasi memiliki kepentingan atau tujuan sendiri – sendiri dan tidak bekerja sama satu sama lain.
3.      Menurut Robbin (1996), keberadaan konflik dalam organisasi dalam organisasi ditentukan oleh persepsi individu atau kelompok. Jika mereka tidak menyadari adanya konflik di dalam organisasi maka secara umum konflik tersebut dianggap tidak ada.Sebaliknya, jika mereka mempersepsikan bahwa di dalam organisasi telah ada konflik maka konflik tersebut telah menjadi kenyataan.
4.      Dipandang sebagai perilaku, konflik merupakan bentuk minteraktif yang terjadi pada tingkatan individual, interpersonal, kelompok atau pada tingkatan organisasi (Muchlas, 1999). Konflik ini terutama pada tingkatan individual yang sangat dekat hubungannya dengan stres.
5.      Menurut Minnery (1985), Konflik organisasi merupakan interaksi antara dua atau lebih pihak yang satu sama lain berhubungan dan saling tergantung, namun terpisahkan oleh perbedaan tujuan.
6.      Konflik dalam organisasi sering terjadi tidak simetris terjadi hanya satu pihak yang sadar dan memberikan respon terhadap konflik tersebut. Atau, satu pihak mempersepsikan adanya pihak lain yang telah atau akan menyerang secara negatif (Robbins, 1993).
7.      Konflik merupakan ekspresi pertikaian antara individu dengan individu lain, kelompok dengan kelompok lain karena beberapa alasan. Dalam pandangan ini, pertikaian menunjukkan adanya perbedaan antara dua atau lebih individu yang diekspresikan, diingat, dan dialami (Pace & Faules, 1994:249).
8.      Konflik dapat dirasakan, diketahui, diekspresikan melalui perilaku-perilaku komunikasi (Folger & Poole: 1984).
9.      Konflik senantisa berpusat pada beberapa penyebab utama, yakni tujuan yang ingin dicapai, alokasi sumber – sumber yang dibagikan, keputusan yang diambil, maupun perilaku setiap pihak yang terlibat (Myers,1982:234-237; Kreps, 1986:185; Stewart, 1993:341).
10.  Interaksi yang disebut komunikasi antara individu yang satu dengan yang lainnya, tak dapat disangkal akan menimbulkan konflik dalam level yang berbeda – beda (Devito, 1995:381)
Konflik Menurut Robbin
Robbin (1996: 431) mengatakan konflik dalam organisasi disebut sebagai The Conflict Paradoks, yaitu pandangan bahwa di sisi konflik dianggap dapat meningkatkan kinerja kelompok, tetapi di sisi lain kebanyakan kelompok dan organisasi berusaha untuk meminimalisasikan konflik. Pandangan ini dibagi menjadi tiga bagian, antara lain:
1.      Pandangan tradisional (The Traditional View). Pandangan ini menyatakan bahwa konflik itu hal yang buruk, sesuatu yang negatif, merugikan, dan harus dihindari.Konflik disinonimkan dengan istilah violence, destruction, dan irrationality.Konflik ini merupakan suatu hasil disfungsional akibat komunikasi yang buruk, kurang kepercayaan, keterbukaan di antara orang – orang, dan kegagalaan manajer untuk tanggap terhadap kebutuhan dan aspirasi karyawan.
2.      Pandangan hubungan manusia (The Human Relation View. Pandangan ini menyatakan bahwa konflik dianggap sebagai suatu peristiwa yang wajar terjadi di dalam kelompok atau organisasi.Konflik dianggap sebagai sesuatu yang tidak dapat dihindari karena di dalam kelompok atau organisasi pasti terjadi perbedaan pandangan atau pendapat antar anggota.Oleh karena itu, konflik harus dijadikan sebagai suatu hal yang bermanfaat guna mendorong peningkatan kinerja organisasi. Dengan kata lain, konflik harus dijadikan sebagai motivasi untuk melakukan inovasi atau perubahan di dalam tubuh kelompok atau organisasi.
3.      Pandangan interaksionis (The Interactionist View). Pandangan ini cenderung mendorong suatu kelompok atau organisasi terjadinya konflik.Hal ini disebabkan suatu organisasi yang kooperatif, tenang, damai, dan serasi cenderung menjadi statis, apatis, tidak aspiratif, dan tidak inovatif.Oleh karena itu, menurut pandangan ini, konflik perlu dipertahankan pada tingkat minimum secara berkelanjutan sehingga tiap anggota di dalam kelompok tersebut tetap semangat, kritis – diri, dan kreatif.
Konflik Menurut Stoner dan Freeman
Stoner dan Freeman(1989:392) membagi pandangan menjadi dua bagian, yaitu pandangan tradisional (Old view) dan pandangan modern (Current View):
1.      Pandangan tradisional. Pandangan tradisional menganggap bahwa konflik dapat dihindari.Hal ini disebabkan konflik dapat mengacaukan organisasi dan mencegah pencapaian tujuan yang optimal.Oleh karena itu, untuk mencapai tujuan yang optimal, konflik harus dihilangkan.Konflik biasanya disebabkan oleh kesalahan manajer dalam merancang dan memimpin organisasi.Dikarenakan kesalahan ini, manajer sebagai pihak manajemen bertugas meminimalisasikan konflik.
2.      Pandangan modern. Konflik tidak dapat dihindari. Hal ini disebabkan banyak faktor, antara lain struktur organisasi, perbedaan tujuan, persepsi, nilai – nilai, dan sebagainya. Konflik dapat mengurangi kinerja organisasi dalam berbagai tingkatan.Jika terjadi konflik, manajer sebagai pihak manajemen bertugas mengelola konflik sehingga tercipta kinerja yang optimal untuk mencapai tujuan bersama.
Konflik Menurut Myers
Selain pandangan menurut Robbin dan Stoner dan Freeman, konflik dipahami berdasarkan dua sudut pandang, yaitu: tradisional dan kontemporer (Myers, 1993:234)
1.      Dalam pandangan tradisional, konflik dianggap sebagai sesuatu yang buruk yang harus dihindari. Pandangan ini sangat menghindari adanya konflik karena dinilai sebagai faktor penyebab pecahnya suatu kelompok atau organisasi.Bahkan seringkali konflik dikaitkan dengan kemarahan, agresivitas, dan pertentangan baik secara fisik maupun dengan kata-kata kasar. Apabila telah terjadi konflik, pasti akan menimbulkan sikap emosi dari tiap orang di kelompok atau organisasi itu sehingga akan menimbulkan konflik yang lebih besar. Oleh karena itu, menurut pandangan tradisional, konflik haruslah dihindari.
2.      Pandangan kontemporer mengenai konflik didasarkan pada anggapan bahwa konflik merupakan sesuatu yang tidak dapat dielakkan sebagai konsekuensi logis interaksi manusia. Namun, yang menjadi persoalan adalah bukan bagaimana meredam konflik, tapi bagaimana menanganinya secara tepat sehingga tidak merusak hubungan antarpribadi bahkan merusak tujuan organisasi.Konflik dianggap sebagai suatu hal yang wajar di dalam organisasi. Konflik bukan dijadikan suatu hal yang destruktif, melainkan harus dijadikan suatu hal konstruktif untuk membangun organisasi tersebut, misalnnya bagaimana cara peningkatan kinerja organisasi.
Konflik Menurut Peneliti Lainnya
1.      Konflik terjadi karena adanya interaksi yang disebut komunikasi. Hal ini dimaksudkan apabila kita ingin mengetahui konflik berarti kita harus mengetahui kemampuan dan perilaku komunikasi.Semua konflik mengandung komunikasi, tapi tidak semua konflik berakar pada komunikasi yang buruk. Menurut Myers, Jika komunikasi adalah suatu proses transaksi yang berupaya mempertemukan perbedaan individu secara bersama-sama untuk mencari kesamaan makna, maka dalam proses itu, pasti ada konflik (1982: 234). Konflik pun tidak hanya diungkapkan secara verbal tapi juga diungkapkan secara nonverbal seperti dalam bentuk raut muka, gerak badan, yang mengekspresikan pertentangan (Stewart & Logan, 1993:341). Konflik tidak selalu diidentifikasikan sebagai terjadinya saling baku hantam antara dua pihak yang berseteru, tetapi juga diidentifikasikan sebagai ‘perang dingin’ antara dua pihak karena tidak diekspresikan langsung melalui kata – kata yang mengandung amarah.
2.      Konflik tidak selamanya berkonotasi buruk, tapi bisa menjadi sumber pengalaman positif (Stewart & Logan, 1993:342). Hal ini dimaksudkan bahwa konflik dapat menjadi sarana pembelajaran dalam memanajemen suatu kelompok atau organisasi.Konflik tidak selamanya membawa dampak buruk, tetapi juga memberikan pelajaran dan hikmah di balik adanya perseteruan pihak – pihak yang terkait. Pelajaran itu dapat berupa bagaimana cara menghindari konflik yang sama supaya tidak terulang kembali di masa yang akan datang dan bagaimana cara mengatasi konflik yang sama apabila sewaktu – waktu terjadi kembali.
o MACAM-MACAM KONFLIK
Menurut Dahrendorf, konflik dibedakan menjadi 4 macam :
o Konflik antara atau dalam peran sosial (intrapribadi), misalnya antara peranan-peranan dalam keluarga atau profesi (konflik peran (role))
o Konflik antara kelompok-kelompok sosial (antar keluarga, antar gank).
o Konflik kelompok terorganisir dan tidak terorganisir (polisi melawan massa).
o Koonflik antar satuan nasional (kampanye, perang saudara)
o Konflik antar atau tidak antar agama
o Konflik antar politik.
*** “CONTOH KASUS KONFLIK YANG TERJADI DI ORGANISASI”
Saya akan mengambil contoh Permasalahan dari sebuah organisasi Palang Merah Remaja (PMR) di sebuah Sekolah Menengah Atas (SMA). Sebut saja dengan nama sekolah nya SMA KARTINI BOGOR.
Pada Tahun ajaran baru,di bentuk anggota kepengurusan PMR yang baru. mulai dari ketua , wakil, sekretaris, seksi-seksi , dan  juga anggota .
Ketika beberapa bulan kepengurusan itu berjalan, seorang anggota mengecek banyak obat-obatan yang  habis, beberapa alat ada yang telah rusak. ada yang bisa dibetulkan dan ada juga yang benar2 harus diganti. Kemudian anggota tersebut melapor kepada ketua.Dan ketua pun segera melapor pada kaka senior yang sebagai pembingbing tentang kejadian tersebut.  lalu kakak pembingbing tersebut bertindak untuk melaporkannya kepada kepada guru Pembina . ketika mendengar kejadian itu  Guru pembina mengatakan bahwa keadaan sekolah sedang sulit dan yayasan hanya mengeluarkan uang untuk  kegiatan belajar-mengajar saja , itupun seadanya  saja, apalagi untuk hal eskul seperti ini. Akhirnya kakak Pembina mempunyai usul untuk mengadakan uang kas 60 ribu perbulan dan menyampaikannya pada ketua, mendegar hal itu ketua setuju saja.kemudian ketua memberi tahu keputusan ini lewat mulut ke mulut dan ketua menyarankan wajib untuk di laksanakannya kegiatan tersebut.
Ketika berita tentang uang kas perbulan ini menyebar, berbagai pendapat bermunculan ,wakil memilih setuju, sedangkan bendahara, sekretaris dan seksi-seksi kurang sependapat, menurut mereka, boleh saja dilaksanakan kegiatan uang kas tersebut tetapi jangan sebanyak nominal yang disebutkan. Terlebih lagi, dari anggota banyak yang tidak setuju diadakannya uang kas perbulan , banyak yang berpendapat bahwa yang sakit tidak hanya pengurus ataupun anggota PMR saja harusnya dalam hal ini siswa siswi pun ikut menyumbang bahkan siapapun yang ikut memakai obat-obat ataupun alat-alat dari PMR. dan sebagian anggota pula ada yang menjelek-jelekan ketua, karna mengambil keputusan sepihak saja dan tidak di diskusikan terlebih dahulu. Ada beberapa orang pula yang tidak setuju tapi karna takut mengeluarkan pendapat makanya mereka memilih ikut sja.
**Dari kasus serta konflik yang terjadi anatara pengururs maka , metode pemecehan masalah tersebut adalah
1.  Yang pertama : pengenalan awal tentang kasus.  Maksudnya adalah apakah penyebab awal dari kasus tersebut?.
Dari cerita diatas menunjukan bahwa awal kasus bermula dari kekurangan dana untuk membeli obat-batan dan membeli atau membetulkan barang –barang yg sudah rusak.
2.  Yang kedua Pengembangan ide-ide tentang tindakan terhadap masalah yang terkandung dalam kasus
Maksudnya disini adalah pengembangan ide-ide dilakukan untuk memecahkan masalah yang pertama terjadi.. Dari cerita di atas cara nya adalah ketua organisasi PMR meberi tahu kepada kakak Pembina lalu kakak pembinamemberitahu kepada pihak sekolah dan ternyata pihak sekolah tidak bisa memberikan dananya, lalu  kakak Pembina menyarankan untuk mengadakan uang kas 60 ribu perbulan dan ketua setuju lalu menyampaikan nya dari mulut ke mulut.
3.  Yang ketiga  Penjelajahan lebih lanjut tentang segala beluk kasus. maksudnya adalah mengetahui lebih dalam tentang kemungkinan kasus yang mungkin terjadi dan mengetahui lebih lanjut darimna asalnya kasus terjadi. Dalam cerita diatas kasus yang terjadi adalah berbagai pendapat muncul bahkan ada beberapa anggota yang niat menjatuhkan ketua. Munculnya masalah berbagai pendapat dari anggotayang sampai niat menjatuhkan berasal dari sang ketua yang menyampaikan usul hanya lewat mulut ke mulut tanpa diadakan diskusi ataupun meminta saran kepada yang lain.
4.  Yang terakhir Mengusahakan upaya-upaya kasus untuk mengatasi atau memecahkan sumber pokok permasalahan. Yang di maksud disisni adalah karena kasus belum terpecahkkan bahkan timbul kasus baru maka Ketua berserta kakak Pembina harus mencari cara untuk pemecahannya. Dari kasus dia atas cara pemecahannya adalah diadakan rapat terbuka untuk pengurus ataupun anggota , karena ada yang tidak berani bicara secara langsung, maka di adakan pemungutan suara lewat kertas yang ditulis pendapat nya, apakah setuju dari usul tersebut atau tidak. Jika jawabannya adalah tidak, maka diberikan alasan dan masukannya. Cara yang lain adalah survey pada  kelas-kelas, apakah mereka berniat secara berkala di mintai dana untuk  kekurangan dana yang di alami organisasi PMR tersebut secara sukarela atau semampunya. kemudian suara-suara yg sudah dikumpul lalu disaring serta dipilih yang terbanyak ataupun yang terbaik. Kemudian daripada itu jika keputusan telah diambil dan sudah pasti , beri tahu kepada pihak sekolah terutamag uru pembingbing .

CARA MENGENALI PERMASALAHAN
•         Deskripsi awal kasus
•         Ide-ide tentang rincian permasalahan,kemungkinan sebab dan kemungkinan akibat
•         Upaya dan hasil penjelajahan lebih lanjut terhadap setiap permasalahan yg terkandung pada kasus tersebut
•         Upaya penanganan secara khsus thd permasalahan pokok yg menjadi sumber permasalahan pada umumnya



0 comments:

Post a Comment