Gadis tersebut berlari dengan kecepatan penuh sambil mendekap sebuah buku tua yang kulitanya sudah terkelupas disana-sini, kalah bertaruh dalam keabadian waktu. Rambut hitamnya ikut menari-nari di sela-sela sentuhannya dengan angin. Ada binar-binar keantusiasan terpercik dari mata birunya yang tidak biasa. Mendapati tempat yang dituju tinggal beberapa langkah lagi, senyum mulai terlukis dengan sempurna pada wajah oval yang dimilikinya.
Terengah-engah dan sedikit kehabisan oksigen yang sudah dibiarkannya menyatu dengan alam luar tadi, ia berhenti...